Selasa, 23 Maret 2010

The Gift - In The Beginning

Chapter One

In The Beginning

In the beginning God created the heavens and the earth. Genesis 1:1.
Itulah the first quotation dari alkitab tentang permulaan dunia ini. Apakah semua orang mempercayainya? Orang kristiani akan berkata “Ya, aku percaya”, beberapa yang lain,”Ya, aku sependapat”. Beberapa kepercayaan lain juga memiliki pendapat yang sama, bahwa Tuhan Yang Maha Kuasa atau the supreme being menciptakan alam ini dengan tangan-Nya. Berbeda dengan beberapa scientist atau orang-orang atheist yang percaya bahwa dunia ini terbentuk entah karena sebuah tabrakan bintang-bintang raksasa atau karena hal apapun itu.

Tetapi saat ini bukan itu yang ingin dibahas lewat tulisan ini saya berharap ada suatu makna yang dapat kita ambil, value-value yang sering kita lupakan atau luput dari pandangan kita.

Dunia yang kita tinggali sekarang berbeda dengan dunia zaman Adam dan Hawa baru diciptakan, dunia yang kita tinggali sekarang sudah penuh dengan manusia, penuh dengan teknologi, penuh dengan bangunan-bangunan tinggi menjulang dan penuh dengan ilmu pengetahuan. That’s our world right now.

Kita (manusia) yang tinggal di dunia ini hanyalah sebagai eksekutor. Percaya atau tidak, kita telah memanfaatkan bumi dan seisinya untuk kepentingan kita. Well, tidak ada yang salah dengan itu semua, karena kita, manusia-lah penguasa bumi ini, itu bukan hal yang egois, karena pada dasarnya kita memiliki hak untuk memanfaatkan bumi dan seisinya.

Betapa baiknya alam, ciptaan Tuhan yang indah itu, rela memberikan nyawa mereka, bagian dari mereka untuk manusia. Bukankah itu adalah sebuah hadiah yang indah? Mereka tidak pernah komplain saat kita ambil, saat kita bunuh mereka, dan kita jadikan mereka untuk kepentingan kita. Egoiskah kita manusia? Dari satu sisi tidak, karena mereka diciptakan untuk kelangsungan kita, di sisi yang lain, tidak adakah hati nurani dari kita seorang manusia untuk setidaknya iba dengan mereka? Yang sudah kita rampok secara jahat tanpa dapat mengerti perasaan mereka? Alam mempunyai perasaan?
"How can? In my opinion,”they have, but they can’t show the feeling to us human.”
Apabila kita membicarakan hal tentang keegoisan diri, kita semua egois. Jangan pungkiri hal itu. Itu hal yang lumrah, karena kita dan alam sekitar ini sebenarnya sama-sama egois. Bagaimana bisa manusia dan alam sama-sama egois? Alam yang tidak dapat menunjukan perasaan itu terkadang menghancurkan manusia lewat kekuatan yang ia miliki, dengan sesuatu yang kita kenal dengan bencana alam. Egois bukan? Alam terkadang tidak mengatakan apa-apa, tetapi ia menghancurkan manusia dalam satu kali serangan. Sedangkan kita, mengeksploitasi mereka secara brutal, alam yang tidak dapat menunjukan perasaan itu kita rusak, kita nikmati hasilnya, tanpa kita mengerti konsekuensinya.



Lalu, lewat tulisan ini. Saya hanya mengajak kita semua untuk membuka hati. Alam butuh kita, dan kita juga membutuhkan alam. Tuhan telah menciptakaan semuanya seimbang tanpa cela. Kitalah yang merusak keseimbangan itu. Alam tidak dapat mengerti kita, tetapi kita mampu mengerti alam. Alam diberikan secara cuma-cuma oleh Tuhan demi kita, saat kita merusaknya, kita telah merugikan diri kita sendiri manusia. Kita tahu, kita hidup dari alam, kita membutuhkan alam. Saat alam itu hancur, dari mana kita akan bertahan hidup? Apakah sumber daya baru dapat ditemukan sebelum alam itu hancur? Apabila tidak ditemukan? Bagaimana nasib kita manusia?

Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati, itulah sebuah pernyataan terkenal yang hampir seluruh orang di dunia tahu. Tetapi kita selalu menolak untuk mencegah, kita selalu berpikir kita mampu untuk mengobati.
The win-win solution is front of our eyes and we denied it. Hate to admit it, but it were us, human.
Bukalah hati kita, kita yang menggunakan apa yang Tuhan telah berikan untuk kita. Sudah sepatutnya juga kita yang menajaga apa yang telah Ia berikan untuk kita . Kita tidak perlu mengurangi penggunanaan alam. Kita hanya perlu untuk menyeimbangkannya. Karena semua itu baik adanya, apabila semua itu seimbang.
We just need to be balanced in this world. So the gift from God will not become useless in the end.

Kamis, 18 Maret 2010

Fear and Tears

Saat lu mendengar dua kata ini? apa yang terlintas di benak kalian?
Bagi gw, kedua kata ini melambangkan sebuah luapan perasaan yang pernah di alami hampir semua manusia.
Bagi gw, kedua kata ini bisa melambangkan sebuah kesenangan, ataupun kesedihan..
Kesenangan karena berhasil menaklukan ketakutan, menangis karena kebahagian yang begitu bermakna,
tetapi bisa juga melambangkan sebuah kesedihan karena perasaan takut tidak dapat melakukan sesuai harapan, atau kebimbangan.. atau melambangkan sebuah kesedihan karena kehilangan sesuatu yang berharga

Sekarang gw dalam situasi akan menghadapi ujian.
Hal yang gw rasain sekarang? Fear? yes I'm afraid, did tears come out from my eye? Right now there's no tears in my eyes.
Mungkin bagi sebagian teman2 gw yg sekarang dalam situasi yang sama atau dalam situasi yang lain.. ada beberapa yang lagi takut, mungkin ada beberapa yang lagi menangis karena suatu masalah yang entah sama atau berbeda.
Itu adalah sebuah hal yang lumrah. Manusia sudah dikaruniakan satu hal yang berharga dari Tuhan, yaitu perasaan.
If you right now is crying, if you right now is afraid, fear of something you didn't want to see.. It's alright..
No one will blame you. No one will scold you. No one will punch and kick you out. No one will angry with you. ( well, in some condition there's also someone who will angry and scold you because they think you are an annoying person who just cry and afraid )

Fear and tears will not change anything.
Terkesan kasar. tapi itulah hidup, menarik bukan? Lalu untuk apa Tuhan cape-cape kasih kita sebuah perasaan yang kita namakan "Takut" dan "Air mata"?
For what? Pernahkah kita bertanya? kenapa Tuhan kasih ini, kenapa Tuhan kasih itu? Why? Is there any specific reason for this thing?
Buat gw, kadang dua perasaan ini adalah perasaan yang terkadang bikin gw sebal. Gw terkadang sebal melihat orang yang takut duluan, ngegerutu duluan, they know how to do it, but they didn't want to do it. When I see someone cry, I can't say anything to make they calm or give them some advice. I got blank when I see some people crying.

Tapi setelah gw melihat dari beberapa sisi, menurut gw itu adalah hal yang lumrah, gw juga sering seperti itu, dan ga pantas gw bilang gw benci apabila gw sendiri terkadang bisa melakukan hal yang sama seperti yang mereka lakukan.
Menurut gw, Tuhan malah memberikan dua perasaan ini adalah sebuah hal yang indah dan sebuah kado yang bermakna.
If some of you think that both of this feeling is useless. You're so wrong.

Saat seseorang takut, saat seseorang menangis, mereka hanya tidak dapat bertahan lagi dengan kondisi mereka yang hadapi saat itu, luapan perasaan mereka keluar dengan sesuatu yang kita kenal dengan "Takut" dan "Tangisan". They can't hold it anymore, they need help? from who? from us!

If there's no one came to help you, don't afraid. God always come to help you. God always hold on you TIGHTLY! Be Brave! Get up! Fear and Tears also give us an experience! An experience to make us can walk forward! And make us keep on fighting till the end!

In the end I say, semua yang ada di dunia ini, tidak hanya ada begitu saja, tidak di tempatkan begitu saja. Mereka semua ada, karena sebuah "reason"

Minggu, 07 Maret 2010

Comfort Zone

Hai welcome to the third month of this year :) ga terasa sudah masuk bulan maret :) hope this month become a beautiful month that we can remember! :D yey yey!

Hal yang ingin gw bahas di awal bulan ke 3 ini adalah mengenai comfort zone. kalau kita dengerin seminar-seminar atau powerpoint-powerpoint tentang kesuksesan, pasti ada point mengenai comfort zone. Yang biasa tertulis, "Kita harus keluar dari zona nyaman kita"

apa sih sebenarnya zona nyaman itu? in my opinion. Comfort zone adalah suatu zona yang hanya akan mengurung diri kita. Suatu zona yang menutup imajinasi kita, suatu zona yang akan membuat kita terkekang dalam suatu kandang yang berisi dengan begitu banyak kemudahan yang tersedia!

Enak sih sebenarnya. yes, gw juga merasakannya :) dan itu sangat enak! but kita tidak akan selamanya akan berada di zona nyaman kita. Keadaan mungkin akan memaksa kita keluar atau diri kita sendiri (pilihan yang kita ambil) yang membawa kita keluar dari zona nyaman tersebut.

So, andaikan kita dipaksa buat keluar dari zona nyaman atau memilih untuk keluar dari zona nyaman tersebut. Apa yang bisa kita lakukan? Adaptation is the key~

Teori seleksi alam mengatakan kalau mahluk hidup yang dapat bertahan hidup adalah mahluk hidup yg dapat beradaptasi dengan baik ( CMIIW :p ) so, sama dengan kita manusia. Saat kita dipaksa harus keluar dari zona nyaman kita, entah karena sebuah keadaan atau sebuah pilihan. Kita ga boleh kendorkan semangat kita! Orang-orang sukses adalah orang-orang yang tahan akan tentangan yang ada didepan mata, menaklukan setiap rintangan yang ada dan menjadi pemenang dengan mengatasi kelemahan dia!

So if the adaption is the key? how to adapt!? Jawabannya ada di masing-masing diri kita! Kita yang paling mengerti diri kita, kita yang paling mengenal diri kita jadi kita yang paling tau bagaimana beradaptasi dengan benar di lingkungan yang udah berbeda!

Gw punya suatu perumapaman, namanya filosofi cangkul! Andaikan saat di comfort zone kita, kita berada disebuah pantai, dilengkapi dengan perahu yang hebat, teknologi penangkap ikan terbaik, dan kita membawa pancingan buat menangkap ikan, maka kita akan sangat2 mudah mencari uang dgn mencari ikan!

Tiba2 karena suatu bencana alam! kalian harus keluar dari pantai dan berpindah ke sebuah ladang, apa yang harus kalian buat bertahan hidup? of course bertani! tetapi kalian jgn menggunakan pancingan yang kalian bawa dari pantai! Tanggalkan pancingan itu, kalian harus ganti dengan cangkul! Dengan mengganti dari pancingan ke cangkul -> kalian bisa survive! bisa mulai usaha lagi!

Dan cangkul itu, hanya kalian yang tau tempatnya ada dimana, bukan gw atau teman2 lain yang tau! orang2 disekitar kita hanya bisa men-support kita buat beradaptasi dgn lbh baik! selama kita tidak mau terima dan tidak mau beradaptasi, kita akan mati ditelan oleh keadaan dan waktu!

One word before I ended this blog~ Saat kita dipaksa atau terpaksa memilih untuk meninggalkan comfort zone kita apapun alasannya. Peracayalah, itu semua bukan sebuah cobaan, sebuah kutukan, sebuah takdir, sebuah karma yang Tuhan siapkan buat kalian. Tuhan itu baik banget, sangat2 baik. Kalau orang berkata "gw ada di sini gara2 karma gw", "Ini adalah cobaan dari Tuhan, Tuhan lagi marah", "Ini memang takdir yang udh d tentuin dari Tuhan", atau apa kek~ Gw adalah orang yang ga bisa terima dengan perkataan seperti itu..

Karena menurut gw saat Tuhan tempatin kalian di luar zona nyaman kalian. Entah bagaimana keras atau bagaimana jahat-nya, dan tidak bersahabatnya zona baru tersebuat buat kalian. Percayalah, Tuhan sedang mengambil satu kelemahan kalian, supaya kita semua bisa menjadi orang yang lebih baik lagi! Kita sedang dimatangkan untuk sesuatu yang besar di masa depan! Believe it! It's true!